GEUNTA.COM, Jantho – Memperingati Hari Sumpah Pemuda Bupati Aceh Besar, Ir Mawardi Ali memberi anugerah kepada empat pemuda inspiratif di Aula ISBI, Kabupaten Aceh Besar (Abes), Minggu (28/10/18) malam.
Pada malam itu, Edi Fadhil menjadi salah satu penerima anugerah pemuda inspiratif di bidang sosial. Seperti diketahui , Edi Fadhil berhasil menjadi pemuda inspiratif berkat salah satu program yang ia namakan ‘Cet langet rumoh’.
Program yang dipeloporinya di media sosial Facebook itu ia bikin untuk membangun rumah orang miskin. Proses pengumpulan dana bantuan dilakukan dengan cara memposting foto bangunan rumah warga miskin ke media sosialnya.
Edi selalu memposting laporan jumlah dana yang ia terima dari para donatur dengan rutin. Ia juga turut melampirkan rencana anggaran pembangunan rumah yang bakal dibangun.
Uniknya, untuk membangun satu unit rumah duafa, Edi hanya membutuhkan dana sebesar Rp50 juta rupiah. Biaya tersebut terwujud berkat para relawan yang mau membantu tanpa dibayar.
“Mereka para relawan tidak digaji. Jika anda ingin menjadi relawan? ayo bergabung dengan saya,” ajak Edi.
Sejauh ini sudah 51 unit rumah duafa yang berhasil ia bangun dari hasil uluran teman temannya di facebook.
Selain membangun rumah duafa, Edi juga memiliki program ‘Mari Sekolah’, dimana program ini membantu para anak-anak yang putus sekolah untuk bisa bersekolah kembali.
Sedikitnya sudah 225 anak telah merasakan program Mari Sekolah tersebut.
“Sekarang saya punya anak-anak berjumlah 225 orang yang rata-rata sudah putus sekolah. Melalui teman-teman di facebook telah kita sekolahkan kembali,” ujarnya.
Program selanjutnya yang ia gagas yaitu program membangun sekolah, terutama didaerah pedalaman yang masih minim akan sarana pendidikan.
Saat ini, mereka sedang membangun sekolah keempat di daerah pedalaman Aceh Tengah.
Untuk mengatasi masalah kemiskinan tidak cukup hanya dengan membangun rumah duafa. Oleh karena dirinya mengusung program wirausaha.
Program rumah singgah pun ia bikin. Rumah singgah yang berlamat di jalan Mesjid Tuha, Ulee Kareng, ini bertujuan untuk membantu keluarga pasien yang sedang berobat di Banda Aceh namun mengalami masalah dengan tempat tinggal.
Segala fasilitas di rumah singgah ini diberikan dengan cuma-cuma bagi keluarga yang membutuhkan.
“Dan itu free 100%, nggak dipungut biaya sama sekali,” tegasnya.
Dalam 3 tahun terakhir ia sudah menerima uang donasi hampir Rp4,2 M dari teman-temannya di facebook. Menariknya 70 persen para donatur merupakan orang-orang yang tidak ia kenal dalam kehidupan nyata, melainkan dari dunia maya.
Ia menegaskan kepercayaan dari para donatur muncul karena dana yang disumbang sama sekali tidak digunakan untuk kepentingan pribadi melainkan untuk membantu mereka yang membutuhkan.
“Kita tidak menerima satu rupiah pun, dan kalau ada yang memberi dana untuk operasional, kita menolak,” ungkapnya
Selain aktif dengan aksi sosial ini, Edi Fadhil juga merupakan seorang pegawai di Biro Hukum Setda Aceh.
Seperti diketahui, selian Edi Fadhil, juga turut menerima penghargaan sebagai tokoh pemuda inspiratif, diantaranya Takdir Feriza di bidang keagamaan, Azwir Nazar di bidang pendidikan dan Hurairah di bidang olahraga.
Editor: Eko Deni